Tragedi Wanita di Deli Serdang Tikam Pasangan Sejenis Lalu Bunuh Diri

Tragedi Wanita di Deli Serdang Tikam Pasangan Sejenis Lalu Bunuh Diri

Tragedi yang terjadi di Deli Serdang seorang wanita dilaporkan menikam pasangannya yang merupakan sesama jenis, lalu mengakhiri hidupnya sendiri.

Tragedi Wanita di Deli Serdang Tikam Pasangan Sejenis Lalu Bunuh Diri

Peristiwa ini tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga korban, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius mengenai dinamika hubungan, tekanan emosional, dan kesehatan mental para pihak yang terlibat.

Berikut ini rangkuman berbagai informasi kriminal menarik lainnya dan bermanfaat yang bisa menambah wawasan Anda ada di Info Kriminal Hari Ini.

Peristiwa yang Menggegerkan

Wanita berinisial AS (36) ditemukan tergeletak berlumuran darah, dengan sebuah gunting tertancap di lehernya. Sementara itu, pasangannya yang berinisial AK (38) ditemukan terluka di ruang tamu rumah tersebut.

Awalnya, laporan masyarakat ke Polsek Medan Tembung dibuat oleh kakak kandung AS (inisial EPN) yang menduga adiknya menjadi korban penganiayaan berat yang mematikan.

Setelah dilakukan pemeriksaan, penyidik Polrestabes Medan menyimpulkan bahwa AS bukanlah korban pembunuhan oleh AK, melainkan telah melakukan penganiayaan terhadap pasangannya kemudian bunuh diri dengan menusuk dirinya sendiri berkali-kali.

Kronologi Kejadian

Pada pagi hari Jumat, 7 November 2025, sekira pukul 07.30 WIB, warga Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, digemparkan oleh penemuan dua wanita dalam kondisi kritis di sebuah rumah di Jalan Pendidikan II.

Wanita berinisial AS ditemukan tewas dengan luka tusuk di leher, sementara pasangannya, AK, terluka akibat tusukan di bagian tubuhnya.

Anak AK yang berusia sekitar dua tahun sempat menyaksikan sebagian peristiwa sebelum berhasil keluar dari kamar. Awalnya, dugaan masyarakat adalah AS menjadi korban penganiayaan, namun hasil penyelidikan polisi menunjukkan fakta sebaliknya.

Penyidikan oleh Polrestabes Medan mengungkap bahwa AS merupakan pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap pasangannya sebelum akhirnya melakukan bunuh diri.

Kronologi kejadian menunjukkan AS mengambil gunting, menyerang AK berkali-kali, kemudian mengunci diri di kamar dan menusuk dirinya sendiri hingga tewas.

Polisi juga memeriksa saksi, termasuk tetangga, kepala dusun, dan bidan setempat, serta menelaah bukti-bukti di tempat kejadian untuk memastikan rangkaian tragedi yang terjadi dalam rumah tersebut.

Baca Juga: Akhir Damai Kasus DJ Parlin Sembiring Tabrak Tukang Becak di Medan

Hubungan Antara Para Pihak

Hubungan Antara Para Pihak

Penyelidikan mengungkap bahwa AS dan AK telah menjalin hubungan khusus selama kurang lebih tiga tahun. Hubungan ini bersifat “khusus dan spesial”, dalam arti bukan sekadar teman biasa.

Anak dari AK, berusia sekitar dua tahun, juga berada di lokasi kejadian dan sempat menyaksikan sebagian peristiwa.

Keberadaan pasangannya yang terluka dan kondisi AS yang tewas menimbulkan banyak pertanyaan mengenai faktor pemicu, tekanan emosional. Maupun kondisi psikologis yang mungkin dialami oleh AS maupun AK.

Penjelasan Polisi dan Temuan

Menurut Kapolrestabes Medan, kombes Jean Calvijn Simanjuntak, dari bukti empiris yang dikumpulkan. Ditemukan bahwa AS bukanlah korban pembunuhan melainkan pelaku yang kemudian melakukan bunuh diri.

Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan tempat kejadian perkara, hasil visum, jejak luka, serta keterangan saksi. Kondisi korban AK yang terluka disebut sebagai akibat dari tindakan AS bukan tindakan terbalik.

Polisi menegaskan bahwa proses penyidikan masih berjalan dan akan digali lebih lanjut latar belakang motivasi, kondisi psikologis AS. Serta dinamika hubungan antar kedua pihak yang memungkinkan terjadinya tragedi.

Kesimpulan

Kasus di Deli Serdang yang melibatkan dua wanita AS dan AK menunjukkan bahwa sebuah hubungan yang tampak “khusus” bisa berakhir tragis jika tekanan emosional dan konflik tak tertangani.

AS yang menembus batas dengan melakukan penganiayaan kepada pasangannya dan kemudian memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri merupakan peristiwa yang menggugah dan menyedihkan.

Hubungan selama tiga tahun tersebut berubah menjadi adegan kekerasan dan kematian yang sungguh kompleks.

Kita perlu merenungkan bahwa konflik internal, tekanan emosional. Ataupun relasi yang tidak sehat bisa saja memicu escalasi yang dramatis.

Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya komunikasi sehat, saling pengertian. Serta keberanian untuk mencari pertolongan ketika beban hidup terasa terlalu berat. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran dan tidak terulang, baik di lingkungan manapun.

Ikuti perkembangan Info Kriminal terupadate setiap harinya agar selalu mendapat kabar terbaru dan akurat seputar dunia kriminal hanya di Info Kriminal Hari Ini.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Utama dari www.detik.com
  • Gambar Kedua dari www.hariansib.com
Home
Telegram
Youtube
Search