Polisi turun tangan untuk mengklarifikasi fakta setelah tiga remaja di Bantul menjadi korban salah paham yang diduga terlibat aksi klitih.

Insiden ini memicu keributan dan menimbulkan penyesalan warga setempat. Aparat menegaskan pentingnya koordinasi, kehati-hatian, dan kesadaran hukum agar kejadian serupa tidak terulang.
Berikut rangkuman berita menarik tentang kasus kriminal dan peristiwa terbaru di wilayah Anda, eksklusif di Info Kriminal Hari Ini.
Insiden Kesalah Pahaman Pada Tengah Malam
Tiga remaja di Kabupaten Bantul menjadi korban kesalahpahaman setelah diteriaki “klitih” oleh sekelompok warga saat melintas di jalan desa pada Sabtu (4/10/2025) malam. Insiden tersebut bermula ketika ketiganya yang berusia antara 16 hingga 18 tahun hendak pulang setelah berkumpul dengan teman-teman mereka di kawasan Sewon.
Melihat tiga remaja yang berboncengan dengan gaya mencurigakan di tengah malam, beberapa warga yang berjaga di pos ronda langsung menaruh curiga. Salah satu dari mereka berteriak memperingatkan warga sekitar bahwa diduga ada pelaku klitih melintas di wilayah itu.
Upaya penghentian itu justru berujung pada amukan massa. Tanpa sempat menjelaskan apapun, para remaja menjadi sasaran pukulan dan tendangan dari sekelompok warga yang panik. Suasana sempat memanas hingga akhirnya salah satu warga menyadari bahwa ketiganya bukan pelaku kejahatan jalanan seperti yang dituduhkan.
Polisi Turun Tangan dan Menjelaskan Fakta
Tak lama setelah kejadian, petugas kepolisian dari Polsek Sewon menerima laporan adanya keributan yang diduga terkait klitih. Tim patroli langsung menuju lokasi dan mengamankan situasi. Ketiga remaja yang menjadi korban salah sasaran segera dievakuasi ke pos polisi untuk dimintai keterangan.
Kapolsek Sewon, AKP Bagas Wibisono, membenarkan kejadian tersebut dan menegaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan awal, para remaja itu bukan pelaku klitih. “Mereka hanya pulang dari rumah temannya, tidak ditemukan senjata tajam ataupun benda mencurigakan,” ujarnya. Pihaknya juga meminta masyarakat agar tidak bertindak main hakim sendiri tanpa bukti yang jelas.
Polisi akan melakukan pendalaman terhadap kejadian itu untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam pemukulan. Sementara itu, para remaja yang menjadi korban akan mendapat pendampingan dan perawatan medis. Mereka juga masih dimintai keterangan untuk melengkapi laporan resmi kejadian.
Baca Juga: Kronologi Penikaman di Warung, Jukir Ambil Hp Istri Pemilik
Respons dan Penyesalan Masyarakat Sekitar

Setelah kejadian viral di media sosial, beberapa warga yang terlibat dalam pengeroyokan menyampaikan penyesalan atas tindakan mereka. Salah satu warga, Suyitno, mengaku terbawa suasana karena sering mendengar isu maraknya aksi klitih di Bantul akhir-akhir ini. “Kami takut, apalagi beberapa minggu ini banyak laporan pemuda bersenjata tajam. Tapi ternyata ini salah sasaran,” ujarnya.
Ketakutan warga terhadap aksi klitih memang meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Dinas terkait bahkan mencatat peningkatan laporan masyarakat tentang remaja mencurigakan di malam hari. Namun, pihak kepolisian menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam merespons situasi yang tidak pasti agar tidak menimbulkan korban tidak bersalah.
Sejumlah tokoh masyarakat kemudian mengimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan tanpa melakukan kekerasan. Mereka berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bahwa setiap tindakan hukum tetap harus diserahkan kepada pihak berwenang.
Aparat Kepolisian Dorong Warga Memahami Hukum
Sebagai tindak lanjut, Polsek Sewon berencana mengadakan pertemuan warga untuk memberikan penyuluhan tentang cara mengenali dan melaporkan tindak kejahatan dengan benar. Menurut AKP Bagas, upaya edukasi hukum masyarakat menjadi kunci untuk mencegah tindakan main hakim sendiri di masa depan.
Pihak kepolisian juga akan meningkatkan patroli malam di wilayah-wilayah rawan agar masyarakat merasa lebih aman. Remaja diimbau untuk tidak bepergian terlalu malam dan mengenakan atribut lengkap seperti helm serta membawa identitas diri agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Kejadian di Bantul ini menjadi cerminan betapa pentingnya komunikasi antara warga dan aparat penegak hukum. Tanpa koordinasi yang baik, rasa takut bisa berubah menjadi amarah yang membabi buta. Polisi berharap peristiwa salah sasaran ini menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran kolektif.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi terupdate lainnya hanya di Info Kriminal Hari Ini.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari news.detik.com