Buronan Interpol Dewi Astutik: Otak Penyelundupan Sabu Terbesar

Buronan Interpol Dewi Astutik: Otak Penyelundupan Sabu Terbesar

Dewi Astutik, seorang perempuan asal Ponorogo, Jawa Timur, kini menjadi sorotan nasional dan internasional sebagai buronan Interpol.

Buronan Interpol Dewi Astutik: Otak Penyelundupan Sabu Terbesar

Dewi bukan hanya diduga sebagai otak di balik penyelundupan narkotika tersebut, tetapi juga dikenal kerap mengubah penampilannya untuk menghindari penangkapan, menjadikannya salah satu buronan yang sulit dilacak oleh aparat penegak hukum. Dibawah ini Info Kriminal Hari Ini akan membahas kasus besar ini menunjukkan betapa liciknya jaringan sindikat narkoba internasional yang melibatkan banyak pihak.

Latar Belakang Dewi Astutik

Dewi Astutik lahir pada 8 April 1983 di Ponorogo, Jawa Timur. Sosoknya mulai dikenal publik ketika Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap keterlibatannya dalam jaringan narkoba internasional. Membawa barang haram seberat dua ton sabu, dengan nilai pasar mencapai Rp 5 triliun.

Kejahatan ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah penyelundupan narkoba di Indonesia. Digagalkan di perairan Kepulauan Riau melalui penangkapan kapal KM Sea Dragon Tarawa pada Mei 2025. Polisi dan BNN kemudian menetapkan Dewi Astutik sebagai buronan, bahkan memasukkannya dalam daftar red notice Interpol sejak 2024, menandakan tingkat pencarian internasional yang tinggi terhadap dirinya.

Modus & Cara Penyamaran

Salah satu faktor yang membuat Dewi sulit ditangkap adalah kemampuannya dalam mengubah penampilan secara berkala. Ia kerap menggunakan identitas dan penampilan berbeda, termasuk memakai kerudung di beberapa kesempatan dan memotong rambut pendek di waktu lain. Hal ini mengaburkan jejaknya dan mempersulit penyusuran aparat keamanan.

Selain itu, Dewi diduga menggunakan modus identitas sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk menutupi aktivitasnya yang sesungguhnya sebagai pengendali jaringan narkoba internasional. Modus ini memungkinkan dirinya untuk melakukan perjalanan ke berbagai negara seperti Taiwan, Hong Kong, dan Kamboja tanpa terlalu mencurigakan.

Baca Juga:

Jejak Internasional & Jaringan Sindikat

Jejak Dewi tidak hanya terbatas di Indonesia. Ia diketahui pernah bekerja dan menetap lama di luar negeri sebagai TKW, khususnya di Taiwan, Hong Kong, dan terakhir di Kamboja. Kawasan Asia Tenggara memang dikenal sebagai wilayah rawan aktivitas sindikat narkoba, khususnya kawasan Golden Triangle yang meliputi Thailand, Myanmar, dan Laos.

Analisis dari BNN menyatakan bahwa Dewi diduga beroperasi dalam jaringan narkoba internasional. Menghubungkan beberapa negara, bahkan hingga ke kawasan Afrika lewat Addis Ababa, Ethiopia. Keterlibatan Dewi terhadap jaringan ini memperlihatkan skala dan kompleksitas sindikat yang memanfaatkan koneksi internasional untuk mengedarkan narkotika.

Peran Utama Dalam Penyelundupan

Peran Utama Dalam Penyelundupan

Dewi Astutik tidak hanya sebagai kurir biasa tetapi berperan sebagai otak sekaligus koordinator utama yang mengendalikan penyelundupan sabu ini. Ia diketahui merekrut kurir dan menangani pengiriman barang dari luar negeri masuk ke Indonesia. Penangkapan kapal KM Sea Dragon Tarawa yang membawa dua ton sabu merupakan hasil pengungkapan jaringan yang berada di bawah koordinasinya.

Dalam proses penyelidikan, ditemukan bahwa ada empat Warga Negara Indonesia (WNI) yang tertangkap di kapal tersebut. Memperkuat dugaan bahwa Dewi memimpin dan mengkoordinasi operasi besar ini yang menyasar wilayah kepulauan Indonesia serta jaringan distribusi.

Respon Masyarakat & Penegak Hukum

Kasus ini mengejutkan masyarakat khususnya warga Ponorogo, daerah asal Dewi. Kepala Dusun Sumber Agung di Desa Balong, tempat alamat Dewi tercatat, menyatakan bahwa Dewi bukan warga asli dusunnya dan bukan figur yang dikenal akrab oleh tetangga sekitar. Namun, masyarakat setempat mengakui pernah mengenal sosok yang mirip dengan Dewi.

Diketahui bernama PA dan pernah lama menjadi TKW di luar negeri. Aparat kepolisian dan BNN memberikan perhatian khusus dengan meningkatkan kerja sama internasional untuk meringkusnya. Pihak imigrasi Ponorogo juga mengungkapkan telah menolak ratusan permohonan paspor selama 2024 yang dicurigai tidak sesuai identitas, sebagai langkah ketat pengawasan.

Kesimpulan

Dewi Astutik merupakan contoh nyata bagaimana sindikat narkoba menggunakan modus penyamaran dan jaringan internasional dalam menjalankan aksinya. Kasus ini menjadi perhatian serius bagi aparat keamanan dan masyarakat luas dalam membendung arus narkotika yang merusak generasi bangsa.

Hingga kini, pencarian terhadap Dewi masih berlangsung intensif dan diharapkan segera membuahkan hasil guna menghadirkan keadilan dan keamanan bagi Indonesia. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di Info Kriminal Hari Ini.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama Dari news.detik.com
  2. Gambar Kedua Dari grid.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Home
Telegram
Youtube
Search