Eks Sekuriti Rusak Pabrik karena Kontrak Tidak Diperpanjang

Eks Sekuriti Rusak Pabrik karena Kontrak Tidak Diperpanjang

Seorang mantan sekuriti pabrik di Serang melakukan perusakan fasilitas perusahaan setelah kontraknya tidak diperpanjang.

Eks Sekuriti Rusak Pabrik karena Kontrak Tidak Diperpanjang

Kejadian ini memicu kerugian materiil dan dampak psikologis bagi mantan petugas serta karyawan lain. Pihak manajemen mengecam aksi tersebut dan bekerja sama dengan kepolisian untuk menindaklanjuti kasusnya.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran Info Kriminal Hari Ini.

Mantan Sekuriti Frustrasi Setelah Kontrak Berakhir

Di Serang, seorang mantan petugas keamanan pabrik menjadi sorotan setelah melakukan aksi perusakan fasilitas perusahaan tempatnya bekerja. Kejadian ini terjadi lantaran ia merasa kecewa dan kesal setelah kontrak kerjanya yang berstatus karyawan kontrak tidak diperpanjang oleh manajemen perusahaan.

Kontrak kerja yang tidak diperpanjang membuat dirinya kehilangan penghasilan utama, sehingga memicu emosi yang meledak-ledak. Meski telah mencoba berbicara baik-baik dengan pihak manajemen, ia mengaku tidak mendapatkan solusi yang memadai. Perasaan frustasi ini menyebabkan eks sekuriti tersebut melakukan tindakan yang merugikan pabrik.

Kekecewaan ini bukan semata soal kehilangan pekerjaan, tetapi juga rasa tidak dihargai setelah bertahun-tahun mengabdi. Kasus ini menjadi peringatan penting bagi perusahaan agar komunikasi dengan karyawan kontrak tetap terjaga dengan baik, terutama dalam menjelaskan keputusan terkait kontrak kerja.

Kerusakan Pabrik Menimbulkan Kerugian Materiil

Peristiwa perusakan terjadi pada malam hari ketika pabrik sedang tidak beroperasi, sehingga pelaku leluasa melakukan aksinya tanpa takut dihadang pekerja lain. Menurut laporan keamanan pabrik, beberapa mesin produksi dan fasilitas pendukung mengalami kerusakan cukup parah akibat tindakan tersebut.

Saksi mata yang merupakan karyawan shift malam mengatakan bahwa ada suara gaduh dari area gudang sebelum polisi dan manajemen tiba di lokasi. Mereka menduga tindakan perusakan ini dilakukan dengan alat-alat yang biasa digunakan di area pabrik, seperti palu atau linggis. Berkat rekaman CCTV, pelaku dengan jelas terlihat melakukan tindakan.

Akibat kejadian ini, pihak manajemen langsung melakukan evaluasi keamanan dan memperketat pengawasan di area pabrik agar insiden serupa tidak terulang. Mereka juga mengajukan laporan resmi kepada kepolisian untuk menindaklanjuti kasus perusakan ini agar pelaku dapat diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

Baca Juga: Polisi Dampingi Korban Pencabulan Anak di Jaksel

Sikap Manajemen serta Jalur Hukum yang Ditempuh

Sikap Manajemen serta Jalur Hukum yang Ditempuh

Manajemen pabrik mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk keras perbuatan merusak fasilitas perusahaan. Mereka menyampaikan bahwa keputusan tidak memperpanjang kontrak kerja dilakukan secara prosedural dengan pertimbangan bisnis dan sudah sesuai regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.

Untuk menjaga suasana kondusif di lingkungan pabrik, pihak manajemen berjanji akan melakukan mediasi dan memberikan asistensi psikologis kepada karyawan yang terdampak oleh insiden. Selain itu, manajemen juga bekerjasama aktif dengan aparat kepolisian dalam proses penyidikan dan menegakkan hukum.

Pihak kepolisian sendiri telah menetapkan eks sekuriti tersebut sebagai tersangka dan melakukan pengejaran untuk penangkapan. Proses hukum dilanjutkan dengan pemanggilan saksi-saksi dan pengumpulan bukti untuk memperkuat kasus perusakan tersebut. Kasus ini menjadi peringatan keras.

Dampak Psikologis dan Sosial Bagi Eks Sekuriti dan Pabrik

Kejadian perusakan ini tidak hanya menimbulkan kerugian materiil bagi pabrik. Tetapi juga berdampak psikologis bagi mantan petugas keamanan dan seluruh karyawan. Eks sekuriti yang kini menjadi tersangka dilaporkan mengalami tekanan mental dan rasa kehilangan harapan setelah kehilangan pekerjaan yang selama ini menjadi penghasilan utama keluarga.

Sementara itu, suasana kerja di pabrik menjadi sedikit tegang di kalangan karyawan. Beberapa pekerja mengaku merasa was-was dan membutuhkan penanganan khusus agar rasa aman dan nyaman kembali terjaga. Manajemen pabrik pun berupaya membangun komunikasi yang lebih intensif dengan karyawan.

Situasi ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana tekanan pekerjaan dan komunikasi yang kurang jelas dapat memicu konflik besar. Diharapkan semua pihak, termasuk perusahaan dan tenaga kerja, dapat belajar dari insiden ini untuk membangun hubungan yang sehat dan memperhatikan aspek kesejahteraan.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi terupdate lainnya hanya di .


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.poskota.co.id
  2. Gambar Kedua dari www.tribunnews.com
Home
Telegram
Youtube
Search