Geger di Hypermart: 3 Warga Depok Dianiaya, Pelaku Diduga Prajurit TNI!

Geger di Hypermart: 3 Warga Depok Dianiaya, Pelaku Diduga Prajurit TNI!

3 warga Depok dianiaya brutal yang diduga dilakukan oleh oknum Prajurit TNI di kawasan parkir Hypermart Tole Iskandar, Cilodong, Depok.

Geger di Hypermart: 3 Warga Depok Dianiaya, Pelaku Diduga Prajurit TNI!

Insiden ini bermula dari sebuah teguran sederhana terkait parkir yang tidak pada tempatnya dan berakhir dengan tindak kekerasan yang mencederai ketiga korban. Kasus ini mendapat perhatian serius dari aparat kepolisian dan militer yang tengah mengusut secara mendalam kejadian tersebut. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran .

Kronologi Kejadian

Peristiwa bermula ketika tiga warga, yakni Sandi Lesmana, Januar Dwi Putra, dan Margo Ade Mulyanto. Menegur seorang pria yang diduga anggota TNI karena memarkir sepeda motornya sembarangan. Di area yang diperuntukkan khusus bagi mobil di lobi supermarket Hypermart Tole Iskandar.

Teguran yang disampaikan dengan sopan tersebut ternyata tidak diterima dengan baik oleh pria tersebut hingga memunculkan adu argumen antara korban dan pelaku. Situasi kemudian memanas ketika pelaku merasa tersinggung dan mengancam akan kembali bersama satu kompi rekannya.

Ancaman ini nyata terjadi, sekitar 30 menit setelah adu mulut, pelaku bersama sekitar sepuluh orang yang beberapa di antaranya mengenakan atribut militer. Datang ke lokasi dan langsung melakukan pengeroyokan terhadap ketiga korban. Salah satu korban yang berusaha melawan menjadi korban paling parah, dipukul dengan benda tumpul hingga mengalami luka serius. Sementara korban lain juga mengalami berbagai luka akibat penganiayaan tersebut.

Kondisi Para Korban

Akibat pengeroyokan tersebut, kondisi ketiga korban mengalami berbagai luka-luka. Sandi Lesmana menderita luka sobek di bagian bibir. Januar Dwi Putra mengalami luka berdarah pada hidung, memar di mata kiri, serta luka lecet di bagian rusuk kanan dan kiri.

Sedangkan Margo Ade Mulyanto mengalami lebam parah di mata kanan hingga sempat tidak bisa melihat serta luka lecet di lutut. Meski dua korban mengalami luka yang “tidak terlalu parah” dan tidak memerlukan perawatan intensif. Korban lainnya harus dirawat secara serius akibat luka-luka yang dialaminya.

Kuasa hukum korban, Army Mulyanto, menegaskan bahwa insiden ini merupakan tindakan kekerasan yang serius. Dan premanisme yang mengenakan seragam militer, sehingga tidak bisa dibiarkan begitu saja. Baginya, pelaku seharusnya menjadi pelindung masyarakat, bukan pelaku kekerasan di tengah publik.

Baca Juga: Polri Melaksanakan Operasi Sistemik Untuk Berantas Premanisme

Tindakan Kepolisian dan Militer

Tindakan Kepolisian dan Militer

Korban segera melaporkan kasus pengeroyokan ini ke Polres Metro Depok yang langsung menerima laporan resmi dengan nomor STTLP/B/1074/V/2025/SPKT/POLRES METRO DEPOK/POLDA METRO JAYA. Pihak kepolisian pun langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, mengumpulkan barang bukti, serta memeriksa para korban yang telah menjalani visum guna memastikan kondisi luka mereka. Penyelidikan pun terus berjalan intensif.

Pihak Komandan Distrik Militer (Dandim) 0508 Depok, Kolonel Inf. Iman Widhiarto, membenarkan adanya kasus ini dan menyatakan pihaknya tengah menyelidiki bersama pihak kepolisian. Namun, hingga kini belum ada kepastian resmi terkait keterlibatan oknum Prajurit TNI dalam pengeroyokan tersebut, karena proses pemeriksaan masih terus dilakukan oleh kepolisian.

Kolonel Iman mengimbau masyarakat untuk bersabar sembari memastikan agar kasus ini ditangani secara profesional dan adil. Koordinasi antar instansi terkait juga diupayakan agar kasus ini bisa terselesaikan dengan transparan dan bertanggung jawab.

Sorotan Publik dan Dampaknya

Peristiwa ini memicu kecaman dari berbagai elemen masyarakat dan juga mengangkat persoalan serius mengenai sikap aparat. Yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat, bukan melakukan tindakan yang mencoreng nama baik institusi militer. Kekerasan yang terjadi di ruang publik dan melibatkan oknum aparat ini dianggap sebagai bentuk premanisme berseragam yang tidak dapat diterima oleh masyarakat luas.

Kuasa hukum korban mendesak penegak hukum untuk tidak tinggal diam dan segera menindak tegas para pelaku agar dapat memberikan efek jera dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap aparat keamanan. Peristiwa ini juga mendorong diskusi lebih luas mengenai pentingnya pengawasan terhadap perilaku anggota TNI maupun aparat negara lainnya agar terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan.

Selain itu, kasus ini menjadi pengingat bagi publik dan aparat keamanan mengenai pentingnya penyelesaian konflik secara damai dan profesional tanpa melakukan tindakan kasar yang melanggar hukum dan mengancam keselamatan warga sipil.

Langkah Selanjutnya dan Harapan

Saat ini, proses penyelidikan masih berjalan di tingkat kepolisian dan Kodim terkait dugaan keterlibatan oknum TNI dalam penganiayaan tersebut. Polisi berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini secara transparan dan adil, memastikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan terungkap dengan jelas. Identitas para pelaku masih dalam tahap penyelidikan untuk segera diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

Korban dan kuasa hukumnya berharap adanya perlindungan hukum yang maksimal dan pelaku kekerasan dapat diberi sanksi tegas agar tidak ada lagi insiden serupa yang mengganggu rasa aman masyarakat. Langkah koordinasi antara aparat militer dan kepolisian menjadi kunci utama dalam menangani kasus ini. Agar proses penegakan hukum tidak terhambat dan keadilan dapat ditegakkan.

Kesimpulan

Kejadian penganiayaan terhadap 3 Warga Depok dianiaya di kawasan parkir Hypermart yang diduga melibatkan oknum Prajurit TNI. Ini menjadi peristiwa serius yang sedang dalam proses penyelidikan dan penanganan oleh aparat hukum. Kronologi kejadian menunjukkan awal mula yang sepele yakni masalah parkir yang kemudian berujung tindakan kekerasan oleh sejumlah oknum yang membawa konsekuensi luka-luka bagi korban.

Kondisi korban bervariasi dari luka ringan hingga parah yang memerlukan perawatan medis. Pihak kepolisian dan militer bekerja bersama untuk mengusut tuntas insiden ini, meski keterlibatan oknum TNI masih menunggu hasil pemeriksaan.

Kasus ini mendapat sorotan tajam dari masyarakat yang menuntut penegakan hukum yang tegas dan perlindungan terhadap warga sipil dari tindakan kekerasan. Harapan terbesar adalah agar kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya pengendalian diri, penyelesaian konflik secara damai.

Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang 3 warga Depok dianiaya hanya di INFO KRIMINAL HARI INI.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.viva.co.id
  2. Gambar Kedua dari korpsnusantara.com

One thought on “Geger di Hypermart: 3 Warga Depok Dianiaya, Pelaku Diduga Prajurit TNI!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Home
Telegram
Youtube
Search