Pada Senin pagi, 30 Juni 2025, insiden penembakan terjadi di Musi Rawas Utara (Muratara), korban sopir batu bara bernama Edi Saputra (32) ditembak oleh penjaga portal jalan berinisial A.
Kejadian itu terjadi di PT. ERM, Desa Ketapat Bening, Kecamatan Rawas Ilir, sekitar pukul 09.00 WIB. Insiden ini memicu keprihatinan sekaligus perhatian serius dari aparat penegak hukum setempat.
Berikut Info Kriminal Hari Ini akan membahas secara lengkap mengenai peristiwa penembakan sopir batu bara yang menghebohkan tersebut, mulai dari kronologi kejadian, dugaan motif, hingga respons hukum yang sedang berjalan.
Kronologi Penembakan di Jalan Hauling Gorbi
Peristiwa bermula ketika Edi Saputra bersama rombongan sopir batu bara hendak melintas di Jalan Hauling Gorbi, tepatnya di KM 18, Desa Ketapat Bening. Jalan ini merupakan akses penting bagi kendaraan pengangkut batu bara yang menuju ke PT. ERM.
Namun, akses jalan tersebut ditutup dengan portal oleh sekelompok orang yang menjaga akses itu, salah satunya adalah pelaku berinisial A. Menurut penuturan Abdul Azis, kuasa hukum korban, sebelum Edi tiba di lokasi, kakaknya yang bernama Teguh bersama beberapa sopir lain sudah berada di TKP.
Mereka dihadang oleh pelaku yang meminta agar Teguh menghubungi pihak perusahaan PT. DSB dan menginstruksikan agar Edi datang menemui pelaku. Mendengar hal tersebut, Teguh segera menghubungi adiknya, Edi, untuk datang ke lokasi.
Sesampainya Edi dan rombongan perusahaan di lokasi, suasana berubah menjadi mencekam. Tanpa diduga, pelaku A tiba-tiba mengeluarkan senjata api dan menembakkan peluru dari jarak sekitar 10 meter ke arah Edi. Meski berusaha menghindar, Edi berhasil terkena tembakan di bagian bokongnya.
Aksi Kekerasan Berlanjut Dengan Ancaman Senjata Tajam
Penembakan ini belum berhenti sampai di situ. Setelah menembak Edi, pelaku kemudian mengeluarkan senjata tajam berupa parang dan mengejar korban serta rombongan lainnya. Melihat situasi membahayakan, Edi dan rekan-rekannya memilih untuk segera melarikan diri menggunakan mobil truk mereka.
Pasca kejadian, korban sempat mendapatkan pertolongan pertama dari keluarga dan dibawa ke puskesmas terdekat. Namun, mengingat luka yang cukup serius akibat tembakan tersebut, korban dirujuk ke Rumah Sakit Rupit untuk mendapatkan perawatan medis intensif. Hingga kini, Edi masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Identitas Korban dan Pelaku
Korban, Edi Saputra, adalah warga asli Cianjur, Jawa Barat, yang bekerja sebagai sopir batu bara di perusahaan tersebut. Ia dikenal sebagai sosok pekerja keras yang sudah lama menggeluti profesi ini demi menghidupi keluarganya.
Sementara itu, pelaku berinisial A hingga saat ini masih belum diketahui secara jelas motifnya. Namun, dugaan sementara kejadian ini berkaitan dengan perselisihan di akses jalan hauling yang dikelola oleh pihak tertentu, termasuk portal yang dijaga oleh pelaku.
Kuasa hukum korban, Abdul Azis, menyampaikan bahwa mereka akan terus mengawal kasus ini agar keadilan dapat ditegakkan. “Kami berharap pihak kepolisian dapat segera menangkap pelaku dan memastikan hak korban terlindungi,” ujarnya.
Baca Juga:
Respons Hukum dan Penyelidikan Polisi
Kasat Reskrim Polres Muratara, Iptu Nasirin, membenarkan adanya laporan terkait insiden penembakan ini. Saat ini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan intensif dan berkoordinasi dengan polsek setempat untuk mengungkap fakta di balik insiden tersebut.
“Benar, kami sudah menerima laporan dan saat ini sedang mengumpulkan bukti serta saksi-saksi. Proses penyelidikan masih berlangsung demi memastikan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” kata Nasirin.
Selain itu, Teguh, kakak korban, juga sudah membuat laporan resmi ke Polres Muratara. Pihak keluarga berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan dan pelaku diadili sesuai hukum yang berlaku.
Dampak Insiden Bagi Komunitas Sopir
Insiden penembakan ini menjadi perhatian serius bagi komunitas sopir batu bara yang selama ini bekerja di kawasan Muratara. Mereka menyuarakan keprihatinan atas kejadian kekerasan yang berpotensi mengancam keselamatan para sopir yang bekerja mencari nafkah.
Beberapa sopir menyatakan ketidaknyamanan dan kekhawatiran saat melintas di wilayah yang rawan konflik tersebut. Mereka berharap agar pengelolaan akses jalan hauling dapat dilakukan secara lebih profesional dan tidak menggunakan kekerasan.
Dari sisi perusahaan, kejadian ini juga menjadi masalah serius yang harus segera ditangani. PT. ERM dan PT. DSB sebagai perusahaan terkait diminta untuk menjalin komunikasi lebih baik dengan seluruh pihak agar kejadian serupa tidak terulang dan operasional perusahaan bisa berjalan lancar tanpa hambatan.
Penegakan Hukum dan Harapan Keadilan
Kasus penembakan terhadap Edi Saputra menjadi sorotan penting bagi aparat hukum dan masyarakat umum. Di tengah meningkatnya konflik akses jalan hauling dan pengelolaan sumber daya alam, peristiwa ini menegaskan perlunya penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu.
Masyarakat dan keluarga korban berharap agar pelaku segera diidentifikasi dan diberi sanksi hukum yang setimpal. Upaya penyelidikan dan penegakan hukum menjadi kunci untuk mencegah kekerasan serupa dan menciptakan suasana kondusif di wilayah tersebut.
Kuasa hukum korban, Abdul Azis, juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal proses hukum hingga mendapatkan keadilan. “Korban sudah mengalami penderitaan yang berat, kami tidak ingin kasus ini berlalu begitu saja tanpa kejelasan dan hukuman yang adil,” ujarnya.
Kesimpulan
Insiden penembakan yang menimpa Edi Saputra di Musi Rawas Utara bukan hanya sebuah kasus kriminal biasa, melainkan gambaran dari persoalan kompleks di lapangan yang melibatkan perselisihan akses jalan dan potensi penggunaan kekerasan oleh oknum tertentu. Kejadian ini menimbulkan luka fisik sekaligus trauma psikologis bagi korban dan keluarganya.
Pihak kepolisian yang kini tengah melakukan penyelidikan harus mampu mengungkap fakta sesungguhnya dan memastikan pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Selain itu, perusahaan dan pihak terkait juga perlu mencari solusi agar konflik di lapangan dapat diatasi dengan cara damai tanpa kekerasan.
Dengan dukungan semua pihak, mulai dari aparat keamanan, perusahaan, hingga masyarakat, diharapkan kasus seperti ini tidak terulang dan kondisi kerja para sopir batu bara di Muratara bisa berlangsung aman, nyaman, dan tanpa ancaman. Keamanan dan keadilan harus menjadi prioritas utama untuk menjaga keharmonisan dan kelancaran aktivitas ekonomi di daerah tersebut.
Simak dan ikuti terus Info Kriminal Hari Ini agar Anda tidak ketinggalan informasi seputar kriminal lainnya yang akan terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari palembang.tribunnews.com
- Gambar Kedua dari news.detik.com