Kompak Berbuat Kejahatan, Bapak-Anak Lukai Korban

Kisah pilu menyelimuti Kabupaten Lebak, Banten, ketika dua sosok yang seharusnya menjadi pelindung, justru bertransformasi menjadi ancaman.

Kompak Berbuat Kejahatan, Bapak-Anak Lukai Korban

​Seorang ayah berinisial E (46) dan putranya, MM (21), terbukti menjadi spesialis begal yang tak segan melukai korbannya, bahkan seorang ibu muda yang tengah membawa dua balitanya.​ Tragedi ini menyoroti kerapuhan moral dan dampak sosial yang mendalam, sekaligus menjadi pengingat akan ancaman kejahatan jalanan yang terus mengintai.

Berikut ini rangkuman berbagai informasi menarik kriminal lainnya yang bisa menambah wawasan Anda hanya di Info Kriminal Hari Ini.

Kekejaman Tanpa Nalar, Bapak Dan Anak Di Balik Aksi Begal

Duo bapak dan anak, E (46) dan MM (21), dari Kabupaten Lebak, Banten, ditangkap atas serangkaian aksi pencurian dengan kekerasan antarkabupaten. Mereka dikenal sebagai spesialis begal di wilayah berjuluk ”Tanah Para Jawara” tersebut, menciptakan ketakutan di kalangan warga. Peran mereka terbagi jelas: MM sebagai joki dan E sebagai penyerang sekaligus perampas harta korban.

Salah satu aksi keji mereka menimpa Galuh Juliarti (22), seorang ibu muda yang sedang membonceng dua anaknya yang masih balita (3 dan 4 tahun). Kejadian nahas itu terjadi pada Kamis (21/4/2022) pagi, saat Galuh hendak mengantar anak-anaknya ke rumah saudara sebelum berangkat kerja. Keberadaan balita di TKP tidak menghentikan niat jahat para pelaku.

Dalam perjalanan di Jalan Gili Bedeng Salembaran, Kelurahan Salembaran Jaya, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, MM memepet sepeda motor Galuh. Seketika itu, E yang dibonceng langsung menghantam wajah korban dan mengayunkan golok ke kepala serta tangan kiri Galuh. Meskipun terluka, Galuh berteriak meminta tolong, menyebabkan kedua pelaku panik dan kabur tanpa berhasil merampas sepeda motornya.

Rekam Jejak Kriminal Dan Penangkapan Dramatis

Menurut Kapolsek Teluknaga Ajun Komisaris Darma Adi Waluyo, E dan MM adalah pengangguran yang melakukan pencurian demi keuntungan pribadi. Mereka juga merupakan residivis, tercatat sudah beberapa kali terlibat pencurian dengan kekerasan di Pandeglang dan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Fakta ini menunjukkan pola kejahatan berulang yang serius.

Aksi pembegalan yang dilakukan bapak dan anak ini terekam jelas oleh kamera pengawas atau CCTV di sekitar lokasi kejadian. Rekaman ini menjadi bukti kuat yang membantu polisi melacak dan mengidentifikasi para pelaku. Teknologi CCTV terbukti sangat efektif dalam mengungkap kejahatan jalanan.

Berbekal bukti CCTV, polisi akhirnya menangkap keduanya pada Senin (16/5/2022) dini hari di Kampung Padarame, Desa Sukanegara, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak. Saat penangkapan, mereka sempat berupaya kabur ketika diminta menunjukkan barang bukti. Polisi pun terpaksa melumpuhkan mereka dengan timah panas, sesuai prosedur.

Baca Juga: Darurat Narkoba! Polisi Grebek Pengedar Tramadol, Ratusan Butir Disita!

Gelombang Pembegalan, Ancaman Di Jabodetabek

Gelombang Pembegalan, Ancaman Di Jabodetabek

Kasus begal merupakan masalah klasik yang terus menghantui wilayah Jabodetabek. Harian Kompas pertama kali memberitakan tentang begal pada 28 Oktober 1967 dengan judul ”Begal Kota Tertangkap”, menggambarkan fenomena kejahatan serupa yang sudah terjadi sejak lama. Modus operandi pelaku begal kini semakin sadis dan tidak pandang bulu.

Begal tidak hanya menyasar ibu-ibu dengan balita atau warga lansia. Sopir truk, seperti Agus (60) yang terkapar di Jalan Raya Cakung Cilincing setelah dibacok enam pemuda, menjadi korban kebiadaban ini. Wajah dan lengan kanannya bersimbah darah setelah harta bendanya dirampas secara brutal pada Rabu (11/5/2022) dini hari.

Bahkan aparat keamanan pun tak luput dari serangan. Ajun Inspektur Dua Edi Santoso, seorang anggota Brimob, dibegal oleh lima remaja berusia 17-21 tahun di Jalan Raya Kranggan, Kota Bekasi. Edi dibacok berulang kali dengan celurit hingga tak berdaya akibat luka parah di punggung dan tangan, menunjukkan betapa nekatnya para begal ini.

Akar Masalah Dan Solusi Sosial

Menurut Asep Suryana, sosiolog dari Universitas Negeri Jakarta, maraknya fenomena gangster dan begal ini berakar pada belum maksimalnya peran negara dalam pemberdayaan ekonomi warga. Krisis ekonomi, diperparah oleh pandemi Covid-19, menyebabkan banyak warga kehilangan pekerjaan atau hanya bekerja sekadarnya untuk bertahan hidup.

Kondisi ekonomi yang sulit, seperti orang tua tanpa penghasilan dan usia produktif yang menganggur, menciptakan lingkungan tidak nyaman. Ketidaknyamanan ini seringkali mendorong individu untuk mencari pelarian atau terlibat dalam aktivitas negatif di luar rumah, seperti gangsterisme atau begal. Lingkungan keluarga yang kurang harmonis juga berkontribusi pada perilaku menyimpang ini.

Pemerintah perlu memperkuat program-program pemberdayaan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang layak. Selain itu, diperlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan edukasi, pembinaan mental, dan pengawasan sosial untuk mengatasi akar masalah kejahatan ini. Penegakan hukum yang tegas harus diimbangi dengan solusi sosial yang berkelanjutan.

Ikuti perkembangan Info Kriminal terupadate setiap harinya agar selalu mendapat kabar terbaru dan akurat seputar dunia kriminal hanya di Info Kriminal Hari Ini.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari kompas.id
  2. Gambar Kedua dari kompas.id
Home
Telegram
Tiktok
Instagram