Sebuah konvoi kelompok GPK (Gerakan Pemuda Kaum) di Magelang memicu ketegangan setelah dihadang aparat TNI di jalur strategis wilayah perbatasan kota.
Pada Rabu, 28 Mei 2025, suasana di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sempat memanas akibat insiden antara anggota Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) dan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Peristiwa ini terjadi di dua lokasi berbeda pertigaan Tugu Salaman dan Brojonalan, Kecamatan Borobudur. Meskipun tidak sampai terjadi bentrokan fisik, ketegangan yang terjadi cukup membuat heboh masyarakat dan viral di media sosial.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kriminal Hari Ini.
Kronologi Kejadian
Insiden pertama terjadi di pertigaan Tugu Salaman. Sebuah mobil dinas TNI dari Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti, yang dikendarai oleh dua anggota TNI, terjebak di tengah konvoi GPK yang memenuhi badan jalan. Ketika pengemudi TNI mencoba meminta jalan karena sedang terburu-buru, salah satu anggota GPK mendekati mobil tersebut dan menendang pintu sebelah kanan.
Aksi ini memicu cekcok antara kedua pihak. Beruntung, anggota Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang berada di lokasi segera melerai dan menenangkan situasi, sehingga bentrokan fisik dapat dihindari.
Insiden kedua terjadi di pertigaan Brojonalan, Kecamatan Borobudur. Konvoi GPK berpapasan dengan rombongan TNI dari Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista. Anggota GPK menggeber-geber knalpot motor mereka, menimbulkan suara bising dan asap pekat.
Tindakan ini memancing reaksi dari anggota TNI yang berada di dalam truk, yang kemudian turun dan menyekat langsung rombongan GPK. Namun, situasi kembali dapat dikendalikan tanpa terjadi bentrokan fisik.
Mediasi dan Penyelesaian
Menanggapi insiden tersebut, Kodim 0705/Magelang bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Magelang mengadakan audiensi dengan perwakilan GPK Aliansi Tepi Barat.
Pertemuan ini dihadiri oleh Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Ketua DPRD Sakir, Kapolresta Magelang Kombes Herbin Garbawiyata Jaya Sianipar, Kapolres Magelang Kota AKBP Anita Indah Setyaningrum, dan Dandim 0705/Magelang Letkol Inf Jarot Susanto.
Dalam audiensi tersebut, GPK menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi dan berkomitmen untuk menjaga kondusivitas di wilayah Magelang.
Baca Juga: Pengadilan Vonis Mati Dua Kurir Sabu Seberat 20 Kg di Medan, Sumatera Utara
Keputusan Tegas TNI
Menyadari potensi konflik yang bisa berujung bentrok fisik, TNI segera mengambil langkah cepat. Satuan pengamanan tambahan dari Kodim dikerahkan ke lokasi dengan formasi tidak ofensif. Alih-alih menyerang, mereka membentuk pagar hidup untuk mendorong massa perlahan menjauh dari titik konflik.
Situasi berubah ketika pemimpin dari pihak konvoi GPK mulai menyadari bahwa posisi mereka terancam. Beberapa peserta konvoi terlihat mulai mundur, sebagian bahkan mematikan kendaraan dan memilih menyebar ke gang-gang kecil.
“Ini bukan medan perang,” ujar salah satu anggota TNI yang berada di lokasi. “Kami hanya ingin menjaga agar situasi tetap aman. Jangan sampai ada darah tumpah hanya karena ego dan provokasi.”
Beberapa saat kemudian, mobil patroli polisi dari Polres Magelang datang memperkuat posisi aparat. Setelah negosiasi singkat dan disertai pembacaan pasal-pasal ketertiban umum, massa GPK akhirnya membubarkan diri secara perlahan, meskipun masih terdengar beberapa yel-yel perlawanan dari kejauhan.
Tak Ingin Magelang Jadi Ladang Konflik
Usai insiden, warga sekitar lokasi mengaku trauma dengan ketegangan yang sempat terjadi. “Kami kira akan terjadi bentrok besar,” kata Pak Sugiyono, pemilik warung dekat lokasi kejadian. “Untung TNI tidak terpancing emosi dan bisa mengendalikan situasi.”
Beberapa tokoh masyarakat mengapresiasi langkah cepat TNI dalam mencegah potensi kekerasan. “Kalau tidak segera ditangani, bisa seperti peristiwa berdarah di daerah lain,” ungkap Ketua RW setempat.
Sementara itu, pihak Pemda Magelang menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap izin keramaian dan kegiatan konvoi kelompok-kelompok yang cenderung membawa narasi provokatif. “Kami tidak anti kritik, tapi kalau dilakukan dengan cara yang meresahkan, itu bukan kebebasan, tapi ancaman,” tegasnya.
Imbauan dan Harapan
Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Andy Soelistyo mengimbau agar seluruh organisasi kemasyarakatan bersikap tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum, terutama saat melakukan konvoi di jalan umum. Ia menekankan pentingnya saling menghormati antarwarga negara dan menjaga ketertiban demi kenyamanan bersama.
Insiden antara GPK dan TNI di Magelang menjadi pengingat akan pentingnya menjaga ketertiban dan saling menghormati di ruang publik. Meskipun situasi sempat memanas, langkah cepat dari aparat keamanan dan mediasi yang dilakukan berhasil meredam ketegangan. Semoga kejadian serupa tidak terulang dan semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis.
Buat kalian yang ingin mendapatkan berita viral seputaran kriminal di Indonesia. Kalian bisa kunjungi Info Kriminal Hari Ini yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya, yang pasti berita ter-update, terviral, dan terbaru.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari tirto.id
- Gambar Kedua dari pedomantangerang.pikiran-rakyat.com