Motif Pembacokan Jaksa dan ASN Kejari di Deli Serdang Masih Simpang Siur!

Motif Pembacokan Jaksa dan ASN Kejari di Deli Serdang Masih Simpang Siur!

Insiden pembacokan menimpa Jaksa Jhon Wesli Sinaga dan ASN Asensio Silvanov Hutabarat dari Kejaksaan Negeri Deli Serdang.

Motif-Pembacokan-Jaksa-dan-ASN-Kejari-di-Deli-Serdang-Masih-Simpang-Siur!

Kejadian ini terjadi pada Sabtu, 24 Mei 2025, hingga saat ini masih menyisakan banyak tanda tanya terkait motif di balik aksi kekerasan tersebut. Meski pelaku sudah ditangkap, keterangan resmi dari pihak kejaksaan dan kepolisian menyebutkan bahwa motif pembacokan ini belum dapat dipastikan secara jelas.

Info Kriminal Hari Ini akan membahas mengenai insiden pembacokan yang menimpa Jaksa dan ASN di Deli Serdang, yuk simak lebih lanjut informasinya!

Kronologi Kejadian Pembacokan

Kejadian naas itu berlangsung di ladang kelapa sawit milik Jaksa Jhon Wesli Sinaga di Desa Perbaungan, Kecamatan Kotarih, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Pada pagi hari, kedua korban berangkat dari rumah menuju ladang untuk memanen buah kelapa sawit. Sekitar pukul 13.15 WIB, mereka diserang oleh pelaku tak dikenal dengan senjata tajam sehingga mengalami luka serius.

Kedua korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Jaksa Jhon mengalami luka parah hingga urat di tangannya putus, sementara Asensio juga mengalami luka di tangan.

Penangkapan Pelaku dan Keterlibatan Ormas

Polisi bergerak cepat dan berhasil menangkap tiga orang pelaku dalam waktu kurang dari 10 jam setelah kejadian. Mereka adalah Alpa Patria Lubis alias Kepot sebagai otak pembacokan, serta Mardiansyah alias Bendil dan Surya Darma alias Gallo sebagai eksekutor.

Salah satu pelaku, Kepot, juga diketahui merupakan wakil ketua sebuah organisasi masyarakat (ormas) di Deli Serdang. Penangkapan ini menunjukkan bahwa aksi pembacokan melibatkan jaringan yang terorganisir.

Dugaan Motif dan Bantahan Dari Kejaksaan

Tersangka Kepot mengaku bahwa motif pembacokan adalah karena merasa dimintai uang hingga Rp 130 juta oleh jaksa Jhon Wesli Sinaga. Namun, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara secara tegas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa pernyataan pelaku merupakan alibi yang tidak berdasar.

Kasi Penkum Kejati Sumut, Adre Wanda Ginting, menegaskan bahwa korban tidak pernah menangani perkara yang berkaitan dengan pelaku dan tidak ada bukti pemerasan. Pernyataan pelaku dianggap sebagai upaya pembenaran atas tindak pidana yang dilakukan.

Baca Juga: Hendrik Kosumo Pemilik Pabrik Ekstasi di Medan Tetap Divonis Mati

Kondisi Kesehatan Korban dan Perawatan Medis

Kondisi-Kesehatan-Korban-dan-Perawatan-Medis

Setelah menjalani operasi, kondisi Jaksa Jhon Wesli Sinaga menunjukkan perkembangan positif. Meskipun mengalami luka parah, dokter berhasil menyambung urat tangan korban sehingga jari-jarinya mulai bisa digerakkan kembali.

Asensio Silvanov Hutabarat juga mendapatkan perawatan intensif dan kondisinya membaik. Kedua korban kini berada di Rumah Sakit Columbia Asia Medan untuk pemulihan lebih lanjut.

Pernyataan Resmi dan Upaya Penegakan Hukum

Kejaksaan Agung dan Polda Sumatera Utara telah berkoordinasi dalam pengusutan kasus ini. Kejaksaan Agung mengimbau seluruh aparat kejaksaan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman dan tindakan kekerasan.

Kasus ini juga menjadi perhatian serius karena menyangkut keselamatan aparat penegak hukum. Penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan diharapkan berjalan transparan dan tegas.

Tanggapan Pimpinan Kejaksaan dan Harapan

Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Idianto, menyatakan bahwa motif pembacokan masih simpang siur dan perlu pendalaman lebih lanjut. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim medis yang menyelamatkan nyawa korban.

Masyarakat dan berbagai pihak berharap kasus ini segera terungkap secara tuntas agar tidak menimbulkan ketakutan di kalangan aparat penegak hukum dan masyarakat luas.

Kesimpulan

Motif pembacokan terhadap Jaksa Jhon Wesli Sinaga dan ASN Asensio Silvanov Hutabarat dari Kejari Deli Serdang masih belum jelas dan menjadi fokus penyelidikan aparat. Meskipun pelaku sudah ditangkap, bantahan dari Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara menepis dugaan pemerasan sebagai motif utama.

Kondisi korban kini membaik setelah perawatan intensif. Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan bagi aparat penegak hukum dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan. Harapan besar tertuju pada penyelesaian kasus agar menciptakan rasa aman dan keadilan di masyarakat.

Buat kalian yang ingin mendapatkan berita viral seputaran kriminal di Indonesia, kalian bisa kunjungi Info Kriminal Hari Ini, yang dimana akan selalu memberikan informasi menarik lainnya, yang pasti berita ter-update, terviral, dan terbaru.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari indonesiaupdates.com
  2. Gambar Kedua dari merdeka.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Home
Telegram
Youtube
Search